Cepat dan Tepat Atasi Luka pada Anak

Masih dalam rangkaian Parenting Class Pertolongan Pertama pada Kedaruratan untuk Anak di Rumah yang diadakan di RSU Bunda Jakarta tanggal 19 Februari kemarin, setelah dr. Tiwi, sesi kedua diisi oleh dr. Priscilla Pramono, Sp.BP-RE, dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetik. Materi yang dibawakan oleh dr. Priscil berkaitan dengan Cepat dan Tepat Atasi Luka pada Anak, sesuai dengan latar belakang beliau yang salah satunya bertugas di Wound Care Unit RSU Bunda.

Mengawali presentasinya, dr. Priscil menyampaikan pesan yang senada dengan dr. Tiwi sebelumnya, yaitu orangtua perlu terus belajar untuk anak, karena tidak semua keadaan perlu ditangani oleh dokter. Salah satunya adalah jika anak (atau anggota keluarga lain) mengalami luka.

Kalau dulu kita kenal kotak P3K atau Pertolongan Pertama pada Kecelakaan, nah untuk keperluan yang lebih spesifik yaitu luka, yang harus siap sedia di rumah antara lain:

– air kran (untuk mengaliri), tidak harus steril kok untuk pertolongan pertama.

– sabun bayi yang lembut (malah sebaiknya bukan sabun antiseptik karena ada risiko iritasi yang memperlambat penyembuhan).

– handuk bersih

– NaCl atau garam fisiologis steril, banyak dijual di apotek dalam kemasan kecil. Kalau darurat, bisa juga bikin sendiri yaitu dengan cara rebus 1L air hingga mendidih (air suling) ditambah 2 sdt garam hingga larut, tempatkan di botol kaca bersih yang sudah disterilkan dengan cara direbus 5 menit, tutup. Garam fisiologis buatan sendiri ini bisa digunakan hingga seminggu, jadi sebaiknya tempelkan label tanggal pembuatan.

– Sarung tangan untuk proteksi mencegah penularan penyakit dari maupun ke kita sebagai perawat luka.

– Kasa steril

– Gunting dan pinset dari bahan logam agar bisa disteril (misalnya dengan cara direbus)

– Salep antibiotik, lebih mudah menyimpan persediaan dalam bentuk salep mata karena bisa digunakan juga untuk area lain, kandungan antibiotiknya memang lebih sedikit tapi sudah cukup untuk pertolongan pertama. Sedangkan salep antibiotik lain belum tentu bisa dipakai untuk daerah mata.

Paraffin gauze

paraffin

– Plester.

Persediaan opsional (tidak wajib ada, apalagi kadang tidak mudah didapatkan, tetapi bisa memudahkan penanganan luka jika punya):

Basic dressing set yang sudah cukup lengkap berisi kasa steril, kapas–tapi tidak terlalu disarankan pakai kapas sebetulnya, gunting, pinset, alas, bahkan plastik untuk buang sampahnya)

Hydrocolloid dressing, plester yang bisa hanya menempel di kulit dan tidak akan menempel di lukanya sehingga membantu menutup luka tanpa khawatir menyakiti saat dilepas.

Petroleum jelly (misalnya merk vaseline) untuk membantu luka dibantu lembap. Sebab luka agar sembuhnya bagus justru jangan dibiarkan kering begitu saja, perlu pelembap. Petroleum jelly ini sekarang cukup mudah ditemukan di apotek, jika memang tidak ada bisa juga digantikan dengan madu murni.

Prinsip utama penanganan luka adalah lukanya cepat sembuh dan meninggalkan bekas minimal. Jarang memang yang benar-benar tidak meninggalkan bekas apalagi kalau yang kena dermis bawah, yang dokter bedah plastik paling top pun tidak akan bisa benar-benar menghilangkan bekasnya. Bagaimana caranya agar luka cepat sembuh dan minim bekas? Yang pertama adalah menjaga agar luka bebas dari infeksi. Kemudian beri kelembapan, jadi kondisi luka tidak basah dan tidak kering. Keadaan lembap membantu sel-sel meregenerasi diri dan mempercepat kesembuhan. Kalau kering, malah nanti sembuhnya tidak sempurna.

Sering mendengar saran yang berlawanan seputar kompres saat anak cedera (khususnya benjol atau memar)? Fase penyembuhan luka pada 24-36 jam pertama adalah untuk penghentian perdarahan, sehingga pakai kompres dingin. Sesudah fase tersebut pakai kompres hangat agar bekuan darahnya lebih cepat cair dan diserap oleh tubuh.


Adapun penanganan luka yang lebih spesifik adalah sebagai berikut:

Penanganan luka sayat dan luka lecet:

– Gunakan sarung tangan

– Hentikan perdarahan. Kuman baru tumbuh dan berkembang setelah 8 jam, jadi jangan khawatir melakukan penekanan terhadap luka untuk menghentikan perdarahan (misalnya takut bikin infeksi kalau alatnya kurang bersih, jatuhnya di aspal dst). Tekan selama 5-10 menit, bukan dipijat ya, kalau di-massage malah lancar nanti darahnya. Jangan diikat juga dengan maksud menghentikan darah, malah bisa bahaya.

– Bilas luka dengan air mengalir untuk menggelontor kuman dan kotoran. Cuci dengan sabun bayi. Terakhir baru bilas dengan NaCl steril.

– Keringkan dengan kasa steril.

– Olesi luka dengan salep antibiotik atau petroleum jelly atau madu.

– Tutupi dengan paraffin gauze atau tulle. Jangan langsung ditutup kassa ya, kalau luka yang mau sembuh nempel di kassa malah sakit kalau plester dibuka. Gauze ini gunanya untuk memberikan jembatan dengan semacam lapisan lilin agar tidak langsung menempel di luka.

– Beri plester.

Hydrocolloid dressing bisa langsung dipakai setelah luka dikeringkan (jadi bisa melewati langkah oles, tutupi, dan plester di atas).

Tidak perlu dibuka tiap hari, pertahankan 3-7 hari, kecuali rembes/basah, kotor, terkelupas, dan ada tanda infeksi.

Catatan:

Bawa ke fasilitas kesehatan jika ada luka dalam, perdarahan tidak berhenti.

Tanda infeksi:

– Nyeri bertambah

– Kulit kemerahan

– Teraba hangat

– Keluar nanah. Kalau kuning bening, itu bukan nanah melainkan cairan normal dalam proses penyembuhan. Nanah biasanya keruh kuning kehijauan.

– Demam.

Penanganan luka di dalam mulut:

– Hentikan perdarahan, bisa bantu dengan kasih es.

– Periksa dalam mulut, misalnya apakah ada gigi yang tanggal, mukosa pipi, bibir,  langit-langit, atau lidah luka dst.

– Kumur air garam atau minimal air putih.

– Berikan salep atau petroleum jelly atau madu. Meskipun mulut itu tidak steril dan seringkali sulit dioles-oles untuk dibersihkan maupun diobati, tetapi self healing-nya sudah diciptakan Tuhan luar biasa, selama oral hygiene dijaga dengan hal-hal sederhana seperti berkumur sesering mungkin setelah makan ketika kesulitan sikat gigi dalam keadaan terdapat luka.

– Hindari makan/minum panas 36 jam.

Bawa ke fasilitas kesehatan jika ada gigi tanggal, luka dalam, perdarahan tidak berhenti, kotor.

Penanganan kuku hitam dan jari terjepit:

– Kompres dingin.

– Elevasi/angkat setinggi jantung untuk menghentikan perdarahan.

– Cek perkembangannya, jika ada deformitas, luka makin luas, nyeri dan bengkak bawa ke fasilitas kesehatan.

Penanganan luka bakar

Luka bakar bisa terjadi karena api maupun air atau alat panas.

– Lepas pakaian dan perhiasan di sekitar area yang terkena.

– Bilas dengan air dingin, paling gampang air mengalir pakai kran atau shower sampai nyerinya berkurang yang menandakan suhunya mulai netral. Jangan membuat suhu turun mendadak misalnya dengan langsung kasih es, malah bisa melepuh nantinya.

– Biarkan kulit yang melepuh. Jangan dipecahkan atau dikelupas. Justru lepuh ini melindungi luka di dalam. Lepuhan yang kecil-kecil biasanya nanti kempes sendiri.

– Oles krim antibiotik atau petroleum jelly atau madu.

– Tutup dengan paraffin gauze.

– Balut luka dengan kasa steril.

– Minum obat antinyeri jika dirasa sakitnya mengganggu. Makin di permukaan (tidak dalam), biasanya luka makin nyeri karena terdapat banyak syaraf.

– Catatan penting kalau terkena di tangan, wajah, genital, lukanya luas, penyebabnya listrik, ada demam dan infeksi, maka segera bawa ke fasilitas kesehatan. Jika penyembuhan memakan waktu lebih dari dua minggu bisa muncul jaringan parut, dan kalau lokasinya dekat sendi bisa mengganggu pergerakan untuk aktivitas sehari-hari.

Mitos atau hal-hal yang salah seputar luka bakar:

– kasih es: menurunkan suhu secara drastis

– kasih odol/pasta gigi: bersihkannya susah, biasanya mengandung astringent sehingga mengganggu penyembuhan.

– kasih mentega, minyak, kecap, ini tidak perlu dan malah bisa berbahaya.

– kasih tepung, justru tepung akan membentuk lapisan yang kemudian membekap panas di luka dan memerangkapnya di dalam.

– kasih minyak tawon dll, hati-hati ada yang alergi.

– kasih kapas, nanti serat kapas rawan menempel di luka.

– tiup luka, kuman di dalam mulut kita banyak lho.

– langsung kasih povidone iodine (misalnya betadine) atau rivanol begitu ada luka. Pertolongan pertama bukan mengoleskan obat ini, melainkan seperti di atas (cuci dst).

Sebagai penutup, dr. Priscil juga berpesan bahwa kalau ada luka jangan hanya perhatikan lukanya saja, tetapi waspada akan cedera yang lain, apakah anak sempat mengalami kesadaran menurun atau pingsan, muntah, atau kejang.

Oh ya, di sesi tanya jawab kami dapat bonus penjelasan tentang penanganan bisul dan bintitan dari dr. Martin Sondak, Sp.M., suami dr. Priscil yang ikut hadir. Menjawab pertanyaan salah satu peserta, dr. Priscil mengungkapkan bahwa bisul kalau bisa sejak awal sudah ditangani dengan krim (bukan salep, karena krim lebih cocok untuk kulit yang masih utuh). Tidak dianjurkan memecahkan sendiri bisul di rumah walaupun dengan jarum yang dibakar/steril, karena lubang yang dibuat dengan jarum terlalu kecil, kalaupun isinya keluar akan ada sisa yang khawatirnya malah memperparah.

Kemudian dr. Martin sebagai dokter spesialis mata menambahkan, untuk bintitan sebagai pertolongan bertama kompres air hangat agar pembuluh darah melebar, aliran lancar, dan lekas sembuh. Jika dua sampai tiga hari belum sembuh, bisa pakai salep mata. Tapi pastikan pemakaian salep ini tepat. Penyerapan obat yang bagus itu di lapisan mukosa, jadi jangan hanya kita oles salepnya di luar. Oleskan obat di bagian dalam kantong mata bawah, kalaupun lokasi bintitan di atas nanti setelah berkedip akan terbawa ke atas juga, kok. Dan meskipun sudah diberi salep, jangan tinggalkan perawatan dengan cara kompres air hangat, ya. Bintitan biasa, selama tidak menyebar, tidak perlu ditangani dengan obat minum atau oral.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s