Cemilan Rabu Materi #5 Kelas Bunda Sayang IIP: Menstimulasi Anak Suka Membaca

🍦Cemilan Rabu 🍦
Materi #5: Menstimulasi Anak Suka Membaca

Tahap Perkembangan Membaca Anak Usia Dini

Membaca adalah salah satu kemampuan bahasa yang penting bagi anak. Membaca juga dapat meningkatkan daya imajinasi anak dan meningkatkan kosakata anak dan masih banyak manfaat membaca lainnya. Berikut tahapan membaca yang dapat dilakukan oleh anak usia dini.

Tahapan Perkembangan Membaca Anak Usia Dini:

1. Tahap fantasi (Magical Stage)
Anak mulai belajar menggunakan buku, mulai berpikir bahwa buku itu penting, melihat atau membolak-balikkan buku dan kadang-kadang anak membawa buku kesukaannya.

2. Tahap Pembentukan Konsep Diri Membaca (Self Concept Stage)

Anak memandang dirinya sebagai pembaca, dan mulai melibatkan diri dalam kegiatan membaca, pura-pura membaca buku, memberi makna pada gambar atau pengalaman sebelumnya dengan buku, menggunakan bahasa buku meskipun tidak cocok dengan tulisan.

3. Tahap Membaca Gambar (Bridging Reading Stage)

Pada tahap ini anak menjadi sadar pada cetakan yang tampak serta dapat menemukan kata yang sudah dikenal, dapat mengungkapkan kata-kata yang memiliki makna dengan dirinya, dapat mengulang kembali cerita yang tertulis, dapat mengenal cetakan kata dari puisi atau lagu yang dikenalnya serta sudah mengenal abjad.

4. Tahap Pengenalan Bacaan (Take Off Reader Stage)

Anak tertarik pada bacaan, berusaha mengenal tanda-tanda pada lingkungan serta membaca berbagai tanda seperti kotak susu, pasta gigi atau papan iklan.

5. Tahap Membaca Lancar (Independent Reader Stages)

Pada tahap ini anak dapat membaca berbagai jenis buku yang berbeda secara bebas, menyusun pengertian dari tanda, pengalaman dan isyarat yang dikenalnya, dapat membuat perkiraan bahan-bahan bacaan. Bahan-bahan yang berhubungan secara langsung dengan pengalaman anak semakin mudah dibaca

Sumber:
Tahapan Perkembangan Membaca Anak Usia Dini
https://yudhistira31.wordpress.com/2008/12/22/tahap-perkembangan-kemampuan-membaca-pada-anak/

Salam Ibu Profesional,

Tim Fasilitator Kelas Bunda Sayang

⏳⌛⏳⌛⏳⌛⏳⌛⏳⌛⏳⌛

🍦Cemilan Rabu🍦

Materi #5: Menstimulasi Anak Suka Membaca

Tahap Perkembangan Anak Suka Menulis

✍ Menulis merupakan ekspresi/ungkapan dari bahasa lisan ke dalam suatu bentuk goresan/coretan.
Kegiatan awal menulis dimulai ketika anak pura-pura menulis di atas kertas, pasir atau media lainnya dalam bentuk coretan-coretan sampai anak mampu menirukan bentuk tulisan yang sesungguhnya.

Beberapa tahap perkembangan menulis anak dapat digambarkan sebagai berikut:

⭐ Tahap Mencoret atau Membuat Goresan (Scribble Stage)
Pada tahap ini, anak mulai membuat tanda-tanda dengan menggunakan alat tulisnya. Mereka mulai belajar tentang bahasa tertulis dan bagaimana mengerjakan tulisan tersebut. Anak membuat coretan-coretan acak (tidak teratur), coretan- coretan seringkali digabungkan seolah-olah coretan itu tidak pernah lepas dari kertas.

💡Orang tua dan guru pada tahap mencoret seharusnya menyediakan jenis-jenis bahan untuk menulis seperti pensil, spidol, buku, kertas, dan krayon.

⭐ Tahap Pengulangan secara Linear (Linear Repetitive Stage)
Tahap selanjutnya dalam perkembangan menulis adalah tahap pengulangan secara linear. Pada tahap ini, anak menelusuri bentuk tulisan yang mendatar (horizontal) ataupun garis tegak lurus. Dalam tahap ini, anak berpikir bahwa suatu kata merujuk pada sesuatu yang besar mempunyai tali yang panjang daripada kata yang merujuk pada sesuatu hal yang kecil.

⭐ Random/Acak (Random Letter Stage)
Pada tahap ini, anak belajar tentang berbagai bentuk yang dapat diterima sebagai suatu tulisan dan menggunakan itu semua agar dapat mengulang berbagai kata dan kalimat. Anak-anak menghasilkan garis yang berisi pesan yang tidak mempunyai keterkaitan pada suatu bunyi dari berbagai kata.

⭐ Tahap Berlatih Huruf (Menyebutkan Huruf-huruf)
Kebanyakan anak-anak biasanya sangat tertarik huruf-huruf yang membentuk nama mereka sendiri.

⭐ Tahap Menulis Tulisan Nama (Letter-Name Writing or Phonetic Writing)
Pada tahap ini, anak mulai menyusun hubungan antara tulisan dan bunyi. Permulaan tahap ini sering digambarkan sebagai menulis tulisan nama karena anak-anak menulis tulisan nama dan bunyi secara bersamaan. Misalnya mereka menulis ”kamu” dengan tulisan ”u”. Anak senang menuliskan nama pendek panggilan mereka sendiri melalui contoh yang mereka lihat dengan huruf-huruf besar atau kecil.

Mereka mulai menghadirkan berbagai kata dengan suatu bentuk grafik yang secara refleks menunjukkan tentang apa yang didengar.

Semakin berkembangnya penguasaan kosa kata anak serta kemampuannya dalam berkomunikasi dengan orang lain, akan memiliki dampak terhadap perkembangan fungsi kognitifnya. Kemampuan mengkomunikasikan sesuatu seperti nama benda, orang atau binatang dengan menggunakan kosa kata yang banyak dan teratur akan mencerminkan kemampuan berpikir anak tentang hal tersebut.

⭐ Tahap Menyalin Kata-kata yang Ada di Lingkungan
Anak-anak menyukai menyalin kata-kata yang terdapat pada poster di dinding atau dari kantong kata sendiri.

⭐ Tahap Menemukan Ejaan
Anak telah menggunakan konsonan awal (misal L untuk Love). Konsonan awal, tengah dan akhir untuk mewakili huruf misal DNS pada kata dinosaurus.

⭐ Tahap Ejaan Sesuai Ucapan
Anak mulai dapat mengeja suatu tulisan berupa kata-kata yang dikenalnya sesuai dengan ucapan yang didengarnya.

Sumber:

http://paudjateng.xahzgs.com/2015/09/5-tahapan-perkembangan-menulis-anak.html?m=1

http://www.membumikanpendidikan.com/2015/02/tahapan-perkembangan-kemampuan-menulis.html?m=1

Salam Ibu Profesional
/Tim Fasilitator Kelas Bunda Sayang/
⌛⏳⏳⌛⌛⌛⌛⌛⏳⌛

==========

🍦 CEMILAN RABU 🍦

21 Juni 2017

Materi #5: Menstimulasi Anak Suka Membaca
Pendekatan Permainan dalam Mengajar Membaca
🌟Pada hakikatnya membaca adalah proses memahami dan merekonstruksi makna yang terkandung dalam bahan bacaan. 
🌟Kemampuan membaca yang diperoleh seseorang pada tahap membaca permulaan, akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan membaca lanjut kelak.
🌟Karenanya, para ahli merancang berbagai metode permainan untuk mengembangkan kemampuan membaca anak usia dini dalam rangka memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan. 
Berikut adalah beberapa metode permainan membaca yang dimaksud:
1⃣Metode sintesis

Metode ini berdasarkan pada teori asosiasi. Metode ini menekankan pemahaman bahwa suatu unsur (dalam hal ini: unsur huruf) akan bermakna apabila unsur tersebut bertalian atau dihubungkan dengan unsur lain (huruf lain) sehingga membentuk suatu arti. 
Unsur huruf tidak akan memiliki makna apa-apa kalau tidak bergabung (bersintesis) dengan unsur (huruf) lain, sehingga membentuk suatu kata, kalimat atau cerita yang bermakna. Karenanya, dalam permainan ini, membaca dimulai dari unsur huruf. 
Permainan membaca ini dilakukan dengan menggunakan bantuan gambar pada setiap kali memperkenalkan huruf, misalnya huruf a disertai gambar ayam, angsa, anggur, apel.

2⃣Permainan membaca metode global

Metode ini dibuat berdasarkan teori ilmu jiwa keseluruhan (gestalt). 
Dalam metode ini, anak pertama kali memaknai segala sesuatu secara keseluruhan. Keseluruhan memiliki makna yang lebih dibandingkan dengan unsur-unsurnya. Kedudukan setiap unsur, hanya berarti jika memiliki kedudukan fungsional dalam suatu keseluruhan.
Contohnya: unsur “a” hanya bermakna, jika “a” ini fungsional dalam kata atau kalimat, misalnya “ayam berlari.” 
Maka, metode global memperkenalkan membaca permulaan pada anak yang dimulai dengan memperkenalkan “kalimat.” 
Kalimat dalam permainan membaca permulaan ini dipilih dari kalimat perintah agar anak melakukan hal-hal yang ada dalam perintah tersebut, seperti “Ambil apel itu”. Permainan ini dapat dilakukan dengan menggunakan kartu kalimat, kata, pecahan suku kata, dan huruf. Kegiatan permainan ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan papan flanel dan karton yang dapat ditempel.
3⃣ Permainan membaca metode whole-linguistic

Dalam pendekatan ”whole-linguistic” permainan membaca tidak dilakukan dengan menggunakan pola kata atau kalimat yang berstruktur melainkan dengan menggunakan kemampuan linguistik (bahasa) anak secara keseluruhan. 
Kemampuan linguistik secara keseluruhan akan melibatkan kemampuan anak dalam melihat (mengamati), mendengar (menyimak dan memahami), meng- komunikasikan (mengungkapkan atau memberi tanggapan), membaca gambar dan tulisan yang menyertainya. Dalam menggunakan pendekatan ini, lingkungan dan pengalaman anak menjadi sumber permainan yang utama. 
Pendekatan ini juga tidak hanya menfokuskan pada pengembangan bahasa saja tetapi juga intelektual dan motorik anak. 
Contoh: pada tema ”tanaman” dengan subtema buah-buahan, orang tua mengenalkan buah apel. Ortu bertanya pada anak tentang pengetahuan buah apel dari segi warna dan bentuk, rasa, jumlah buah apel. Pengenalan membaca permulaan dalam pendekatan ”whole-linguistic” ini dilakukan secara terpadu tanpa mengenal struktur pada anak, misalnya setelah anak menggambar atau mewarnai sesuatu, misalnya rumah atau binatang, ortu meminta anak memberi nama dari gambar tersebut dan ortu membantu menuliskan nama dari gambar yang diinginkan anak. Dan untuk mengembangkan kemampuan komunikasi, anak masih diminta untuk menceritakan tentang isi gambar yang telah dibuatnya itu.

Sumber:

http://windaulfah-pgsd11.blogspot.co.id/2013/12/metode-membaca-permulaan-di-sekolah.html?m=1

http://www.membumikanpendidikan.com/2015/02/pendekatan-permainan-membaca-dan.html?m=1

http://susipebrianti1300682.blogspot.co.id/2015/12/rancangan-permainan-membaca-dan-menulis_99.html?m=1

Salam Ibu Profesional

//Tim Fasilitator Kelas Bunda Sayang//

⏳⌛⏳⌛⏳⌛⏳⌛⏳⌛⏳⌛

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s