Screen Time, Sentilan Telak untuk Orangtua

Minggu lalu saya menyimak acara bincang-bincang parenting yang disiarkan live di instagram. Salah satu pembicaranya adalah mama Tascha Liudmila yang selama ini dikenal sebagai pembaca berita di televisi. Tema besar acara pada hari itu adalah perlunya pembatasan penggunaan gadget untuk anak-anak, terutama dari segi waktu. Selain sharing tentang pengalamannya, mama Tascha juga beberapa kali menyebutkan buku Screen Time yang ia tulis sendiri. Penasaran, saya pun memesan buku terbitan tahun 2015 ini.

Pada pemirsa acara tersebut, mama Tascha sudah menyampaikan peringatan: jangan bacakan buku Screen Time ini ke anak jika belum siap dengan konsekuensinya, yaitu diprotes oleh anak-anak ketika kita sibuk sendiri dengan gadget. Ya, buku Screen Time ini adalah buku cerita anak-anak yang dilengkapi dengan ilustrasi menarik karya Inez Tiara. Melalui buku ini, mama Tascha ingin mengajak sesama orangtua untuk memahami risiko pemakaian gadget yang berlebihan, dan bertindak untuk mengurangi dampaknya.

Diceritakan dalam Screen Time, tersebutlah sebuah keluarga yang terdiri dari Tuan dan Nyonya White serta kedua putri mereka, Hazel (5 tahun) dan Ruby (2 tahun). Keduanya suka berkegiatan khas anak-anak seperti bermain, menari, dan bernyanyi. Keluarga White sekilas tampak sempurna dan kompak. Bahkan, mereka punya hobi yang sama. Sayangnya hobi yang satu ini bukannya membawa kehangatan ke tengah keluarga, malah menciptakan jarak di saat sebenarnya seluruh anggota keluarga sedang berada di ruangan yang sama. Tampak familiar?

Sama-sama di ruang makan, tapi ada yang nonton televisi, ada yang menerima telepon dari kolega, ada yang cek-cek media sosial. Bepergian bareng, tapi ada yang update blog, ada yang menyimak layar video di mobil, ada yang main game. Main petak umpet jadi tidak seru karena Tuan White masih tetap fokus pada layar ponselnya, alih-alih bersiap gantian jaga. Nyonya White pun sampai dipanggil oleh guru Hazel ke sekolah, karena menurut beliau Hazel memiliki masalah perhatian dan sulit bersosialisasi di sekolah, yang biasanya ditemui pada anak yang kecanduan gadget. Dari sini keluarga White berbenah, dengan mengurangi pemakaian gadget khususnya saat sedang berkumpul bersama. Sebagai gantinya, ketika bepergian mereka asyik bernyanyi bersama, yang terbukti lebih mengasyikkan. Hazel pun ternyata bisa berteman dengan baik di sekolah.

 

Gadget memang susah dilepaskan dari kehidupan masa kini, tak terkecuali di rumah-rumah. Mama Tascha mengaku buku ini terinspirasi oleh pengalamannya sendiri dengan kedua bidadari kecilnya. Putrinya cukup tergantung pada gadget dan ia kesulitan memisahkan karena untuk keperluan makan misalnya, lebih mudah membujuk dengan iming-iming pemakaian gadget. Belakangan, akibat dari pemakaian gadget ini mulai terasa, misalnya berkurangnya interaksi dan perhatian. Sampai akhirnya mama Tascha menerapkan pembatasan yang cukup ketat yaitu gadget hanya boleh dipakai di akhir pekan selama 30 menit, sebagaimana solusi yang diambil oleh keluarga White dalam buku. Tentu, orangtua juga harus menjadi teladan yang baik, jangan hanya bisa melarang anak. Keluarga White juga meminta anak-anak gantian mengingatkan jika ada di antara mereka yang mulai berlebihan memakai gadget di luar waktu yang sudah disepakati. Dalam buku, digambarkan Hazel menegur mamanya yang masih memelototi layar smartphone saat berjalan. Anak-anak sungguh peniru yang ulung, bukan?

Judul: Screen Time
Pengarang: Tascha Liudmila
Ilustrator: Inez Tiara
Bahasa: Inggris
Penerbit: ArkeaBooks
ISBN: 978-602-70564-6-6

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s