Lebaran sebentar lagi….
Bulan Suci Ramadhan tak lama lagi berakhir, artinya Idul Fitri akan segera tiba. Fathia (5,5 tahun) sudah mulai mengenali aktivitas khas hari raya seperti shalat berjamaah dan saling mengunjungi. Kegiatan mudik juga ia tunggu-tunggu. Adiknya, Fahira (2,5 tahun) sih ikut saja, kalau kakaknya sedang semangat cerita rencana mau main apa di rumah eyang, ia akan ikut nimbrung dengan antusias. Menjelang tibanya hari lebaran, saya rasa baik juga mengenalkan tradisi Idul Fitri yang sedikit berbeda. Supaya anak-anak tahu, ada beragam bentuk perayaan di berbagai belahan bumi yang intinya tetap bergembira dalam rasa syukur di hari kemenangan.
Buku Eid terbitan Muslim Children’s Books (UK) ini baru saya beli beberapa waktu yang lalu, pas sekali tibanya di pekan terakhir puasa. Teks aslinya berbahasa Inggris, jadi saya ceritakan ulang dalam bahasa Indonesia kepada anak-anak. Buku bersampul tebal ini menggambarkan keceriaan sepasang kakak-beradik menyambut Idul Fitri. Dimulai dari mengecek hilal tanda masuknya tanggal 1 Syawal, sulit tidur saking antusiasnya esok hari sudah Idul Fitri, persiapan menjelang berangkat shalat Id seperti sarapan dan memakai baju terbaik, pelaksanaan shalat di masjid, hingga saling mengunjungi dan makan-makan bersama. Lalu ditutup dengan harapan bisa kembali menikmati Idul Fitri tahun depan.
Sekilas cukup simpel memang, plot dalam buku yang ditulis oleh Maria MiGo ini mengalir saja secara linear. Ilustrasinya menurut saya juga tidak semeriah buku-buku anak sejenis, mengingat ini momen lebaran kan, biasanya diwakili dengan warna-warni ceria. Tradisi yang diceritakan juga bukan tradisi khusus suku atau bangsa tertentu yang amat khas. Tetapi kesederhanaan ini justru bisa menjadi titik awal untuk orangtua mengembangkan kisah.
Misalnya, penggambaran shalat Id di mana ada anak-anak yang sibuk sendiri atau malah memanjat punggung ayahnya yang sedang bersujud, ini bisa jadi permulaan obrolan seru (“Wah, kayak siapa ini yaaa”). Atau adegan bertemu saudara dan kerabat, tidak ada keterangan rinci siapa saja yang hadir, dari situ kita bisa mengajak anak-anak yang cukup besar mengingat-ingat, biasanya kalau lebaran ketemu siapa saja, ya? Ada om A, tante B, eyang C, adik D kan ya, besok kira-kira ada siapa lagi, ya….
Dan oh ya, salah satu kegiatan inspiratif yang dilakukan keluarga di buku ini adalah pemberian kado untuk anak-anak yang tampaknya menjadi tradisi dari tahun ke tahun. Tidak dijelaskan sih apakah ini merupakan reward atas perbuatan baik selama puasa, seperti yang mungkin diterapkan oleh beberapa keluarga di sini. Sepertinya seru juga jika oleh-oleh untuk para sepupu misalnya, dibungkus cantik alih-alih diberikan begitu saja.