Kepada Siapa Kita Minta Pertolongan?

Materi dari grup Bimbingan Agama Islam (BiAS) hari ini lagi-lagi sayang kalau tidak diarsipkan di sini…

👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
📗 Kitābul Jāmi’ | Bab Zuhud Dan Wara’
🔊 Hadits 05 | Perintah Meminta Pertolongan Hanya Kepada Allāh

Hadits 05 | Perintah Meminta Pertolongan Hanya Kepada Allah (Bagian 1)

 PERINTAH MEMINTA PERTOLONGAN HANYA KEPADA ALLAH (BAG. 1)
klik link audioبِسْـــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــــــــم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول اللهKita masuk pada hadits yang ke-5 dari Bab Zuhud wal Wara’.وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله الهم قَالَ: كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم يَوْمًا، فَقَالَ: “يَا غُلاَمُ، اِحْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ، اِحْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، وَإِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللَّهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ.” رَوَاهُ التِرْمِذِيُّ، وَقَالَ: حَسَنٌ صَحِيْحٌ.

Dari Ibnu ‘Abbās radhiyallāhu Ta’āla ‘anhumā mengatakan:

Pada suatu hari aku pernah dibonceng Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan beliau bersabda:

“Wahai remaja (pemuda), jagalah Allāh, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allāh, niscaya kamu akan mendapati-Nya selalu hadir di hadapanmu.

Jika kamu meminta sesuatu, mintalah kepada Allāh. Dan jika kamu memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allāh.”

(HR Tirmidzi, dan ia berkata: “Hadits ini derajatnya adalah hasan shahih.”)

⇒Ibnu ‘Abbās merupakan sepupu Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan shahābat kecil saat itu.

Hadits ini menjelaskan bagaimana perhatian Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam dalam memberi nasihat, bahkan kepada anak-anak.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menanamkan tauhid bukan hanya kepada para shahābat yang senior (besar) tetapi juga kepada para shahābat yang junior (kecil).

Dan anak-anak, kalau ditanamkan tauhid padanya sejak kecil maka akan terpatri dalam dada-dada mereka.

Yang dimaksud dengan “menjaga Allāh” adalah sebagaimana dijelaskan oleh Al Imām Nawawi rahimahullāh, yaitu:

◆ احفظ اوامره وامتثلها وانتبه عن نواهيه يحفظك في تطلباتك وفي دنياك واخرتك

◆ Jagalah perintah-perintah Allāh dan kerjakanlah, dan berhentilah engkau dari perkara yang diharamkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Niscaya Allāh akan menjaga engkau dalam gerakanmu (perpindahanmu) dalam duniamu maupun akhiratmu.

⇒Jadi yang dimaksud dengan menjaga Allāh adalah menjaga syari’at Allāh; perintah Allāh dikerjakan dan larangan Allāh dijauhi.

Apa balasannya?

الجزاء من جنس العمل

Barang siapa yang menjaga perintah Allāh, maka Allāh akan menjaganya.

Allāh akan menjaga dia dalam dua perkara, yaitu:

■ Penjagaan Pertama | Allāh akan menjaga dia dalam urusan dunianya (kesehatan, istri, anak-anak, harta)

Orang yang menjaga perintah Allāh maka Allāh akan:

⑴ Menjaga keluarganya.
⑵ Mengirimkan malaikat untuk menjaganya.

Sebagaimana firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla:

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِّن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ

“Baginya (bagi seorang manusia) ada malaikat-malaikat yang berada di depannya dan di belakangnya. Mereka menjaga menusia ini karena perintah Allāh Subhānahu wa Ta’āla.”
(QS Ar Ra’d: 11)

Oleh karenanya, di zaman yang penuh dengan fitnah (godaan) ini, sulit untuk bisa menjaga keluarga dan anak-anak kita kecuali kalau kita bertaqwa kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Kalau diri kita bertaqwa (menjalankan perintah Allāh dan menjauhi larangan-Nya) maka Allāh akan menjaga anak-anak kita.

Siapa yang bisa menjaga anak-anak kita sementara anak-anak dilepaskan di sekolah?

⇒Bertemu dengan orang-orang nakal.
⇒Melihat hal-hal yang diharamkan Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
⇒Bergaul dengan teman-teman yang tidak benar.
⇒Mendengarkan ucapan-ucapan yang kotor.
⇒Diajari oleh temannya untuk membohongi kedua orang tua.

Sulit bagi kita untuk menjaganya.

Kalau anak-anak di (dalam) rumah mungkin bisa kita jaga, itu pun tidak mudah.

Apalagi kalau kita punya kesibukan di luar rumah dan anak-anak di luar rumah, maka siapa yang bisa menjaganya?

Tidak ada yang bisa menjaganya kecuali Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Oleh karenanya, kita dapati banyak sekali orang-orang shalih (misal di Arab Saudi) yang Allāh berikan umur panjang, diberkahi umur dan ilmu mereka, dijauhkan dari pikun. Subhānallāh, sebagaimana para masyāyikh (para ulama) yang kita lihat.

■ Penjagaan Kedua | Allāh akan menjaga dalam urusan akhiratnya.

⇒Artinya, Allāh akan menjaga dia sehingga tidak terkena syubhat-syubhat (kerancuan pemikiran).

Ada syubhat yang bisa membuat seseorang menjadi kafir, munafiq atau ada yang membuat ragu terhadap agama.

Kita tahu, di zaman sekarang ini syubhat begitu banyak beredar di internet (dunia maya).

Maka kalau dia bertaqwa kepada Allāh, maka Allāh akan:

✓Melindungi (menjauhkan) dirinya dari syubhat-syubhat tersebut.
✓Menjaganya (menjauhkan) dari syahwat yang bisa menjerumuskan dia dalam perbuatan dosa besar.

Kemudian, kata Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam:
“Jagalah Allāh, niscaya engkau akan mendapati Allāh di hadapanmu.”

Artinya apa?
Allāh akan senantiasa bersamamu.

◆ Barang siapa yang bertaqwa kepada Allāh di manapun dia berada dan kapan pun, maka senantiasa Allāh bersama dia, menolong dia setiap ada kesulitan.

Olah karenanya, tatkala Allāh mengutus Nabi Mūsā dan Hārūn untuk berdakwah kepada Fir’aun, mereka berdua takut, maka Allāh berkata:

لَا تَخَافَا ۖ إِنَّنِي مَعَكُمَا أَسْمَعُ وَأَرَىٰ

“Janganlah kalian berdua takut, sesungguhnya Aku bersama kalian dan Aku melihat apa yang kalian lakukan.”
(QS Thāhā: 46)

Barang siapa yang bertaqwa kepada Allāh, maka yakinlah kalau dia butuh Allāh, maka Allāh selalu berada di sampingnya untuk memudahkan urusannya.

والله تعالى أعلم بالصواب

Hadits 05 | Perintah Meminta Pertolongan Hanya Kepada Allāh (Bagian 2)

PERINTAH MEMINTA PERTOLONGAN HANYA KEPADA ALLAH (BAGIAN 2)
klik link audioالحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
Para ikhwan dan akhwat, kita masuk pada bagian 2 dari hadits yang ke-5, di mana Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menasihati Ibnu ‘Abbās, dengan berkata:وَإِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللَّهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ.

“Jika engkau memohon maka memohonlah kepada Allāh, jika engkau minta pertolongan  maka mintalah pertolongan kepada Allāh.”

Pada nasehat yang ke-2 ini, Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam ingin agar Ibnu ‘Abbās (dan juga kita semua), agar senantiasa menggantungkan hati kita kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Perhatikan kaidah yang disebutkan olah Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah, bahwa:

◆ Semakin seorang hamba merasa butuh kepada Allāh, maka semakin tinggi (derajatnya) di sisi Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

⇒ Karena Allāh suka untuk dimintai.

Allāh mengatakan:

وَقَالَ رَبُّڪُمُ ٱدۡعُونِىٓ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡۚ

“Dan Rabbmu berkata: ‘Berdo’alah kepada-Ku niscaya akan Aku kabulkan’.”
(QS Ghāfir: 60)

⇒ Allāh suka untuk diminta, ini sifat Allāh Subhānahu wa Ta’āla karena semua makhluk butuh (faqir) kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Allāh mengatakan:

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلنَّاسُ أَنتُمُ ٱلۡفُقَرَآءُ إِلَى ٱللَّهِۖ وَٱللَّهُ هُوَ ٱلۡغَنِىُّ ٱلۡحَمِيدُ

“Wahai manusia, pada hakekatnya kalian semua butuh (faqir) kepada Allāh dan Allāh Maha Kaya dan Maha Terpuji.”
(QS Fāthir: 15)

Allāh tempat meminta, oleh karenanya kita harus melatih diri untuk senantiasa meminta kepada Allāh.

Dari sini kita lihat bahwasanya Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengajarkan kita untuk berdo’a dalam segala hal; dari mulai bangun tidur sampai tidur kembali.

⇒ Do’a bangun tidur, mau makan, mau minum, setelah makan, masuk WC, keluar WC, keluar rumah, masuk masjid, keluar masjid, masuk pasar, menempati suatu tempat, ada hujan turun, ada awan datang.

Kejadian apa saja Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam selalu mengajarkan untuk berdo’a (meminta) kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Kenapa?
Karena hati seorang hamba, semakin dia meminta (bergantung) kepada Allāh, maka dia:
✓Semakin dekat dengan Allāh.
✓Semakin tinggi derajatnya di sisi Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Inilah rahasianya kenapa Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan kepada Ibnu ‘Abbās:

“Jika engkau minta pertolongan, maka mintalah pertolongan kepada Allāh.”

Biasakan kita meminta kepada Allāh dalam segala hal.
Jangankan urusan akhirat, urusan dunia pun kita minta kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Karena jika seseorang minta kepada manusia, walau bagaimanapun akan merasa rendah di hadapan manusia tersebut.

⇒ Ada kerendahan yang dia tunjukkan di hadapan orang tersebut.

Kalau semakin sering dia meminta kepada orang lain, maka semakin menghinakan dia. Apalagi kalau minta bantuan kepada orang lain padahal tidak dalam kondisi terdesak, ini tentunya tercela.

Adapun kalau lagi kondisi terdesak, maka sesekali tidak masalah.

Allāh mengatakan:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى

“Dan tolong-menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketaqwaan.”
(QS Al Māidah: 120)

Allāh Subhānahu wa Ta’āla, jika tidak dimintai, maka Dia murka.
Berbeda dengan anak Ādam, jika diminta justru dia murka.

Yang namanya manusia, meskipun sahabat kita (yang terkadang mengaku seperti saudara kita), kalau kita minta bantuan kepadanya sekali, dua kali, tiga kali, dia masih berlapang dada dan senyum.

Empat kali, lima kali, sepuluh kali mungkin masih tersenyum.
Tapi setelah sebelas kali, dua belas kali, maka mulailah mukanya cemberut.

Kalau kita meminta bantuan yang kedua puluh kali, maka dia semakin menjauh, kemudian tidak mau lagi berhubungan dengan kita, atau mungkin malah mencela kita.

Demikianlah sifat manusia. Oleh karenanya, seseorang hendaknya meminta hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Al Imām Nawawi rahimahullāh menjelaskan bahwasanya:

◆ Kebutuhan manusia ada 2:

⑴ Kebutuhan yang tidak bisa dia peroleh kecuali dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Seperti:
• hidayah
• kesembuhan
• petunjuk
• keselamatan di akhirat
• keselamatan dari godaan syaithān, syahwat dan syubhat.

⇒ Ini semua yang kita minta kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Maka tidak boleh kita minta kepada ustadz, kyai, habib atau yang lain, ini tidak dibenarkan.

⑵ Kebutuhan yang Allāh jadikan kebutuhan tersebut berada pada manusia yang lain.

Seperti:
Orang ingin membangun rumah, dia butuh tukang atau ahli tertentu.
Maka tidak mengapa dia minta bantuan kepada orang lain.

Tapi dia juga berdo’a kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla agar Allāh memilihkan yang baik, misalnya tukang/pekerja yang baik.

⇒ Jadi, hatinya tetap bergantung kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Intinya, para ikhwan dan akhwat yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

✓Kita berusaha melakukan  segala perkerjaan sendiri dan tidaklah kita minta bantuan kecuali hanya sesekali.
✓Kalaupun minta bantuan, mintalah kepada sahabat kita yang dekat yang dia tidak menghinakan/merendahkan kita.

⇒ Itu pun dalam kondisi terpaksa, bukan merupakan kebiasaan sehingga menyusahkan orang lain, justru kita berusaha membantu orang lain.

والله تعالى أعلم بالصواب
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
______________________________

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s