Salah satu versi poster film Hayya yang berfokus pada kedua mata sang tokoh cilik ini bisa dibilang cukup mewakili sajian film ini secara keseluruhan: bagaimana Hayya menyaksikan hal-hal yang terjadi di sekitarnya.

Amna Shahab tampil amat ekspresif sebagai Hayya, gadis kecil asal Palestina yang kehilangan orang tuanya dan menemukan harapan sosok pengayom lewat tokoh Rahmat yang diperankan oleh Fauzi Baadilla. Baik adegan ceria maupun berlinang air mata dilakoni oleh Amna dengan luwes.

Film Hayya juga menjadi sarana kita berkaca, bagaimanakah kita memandang proses hijrah atau taubat itu? Rahmat digambarkan begitu bersemangat dengan hijrahnya, dengan sigap berusaha memperbaiki kesalahan-kesalahan masa lalunya, tetapi seperti kemudian diingatkan oleh Yasna, akhirnya semangat itu menjadi rancu dengan ego yang timbul. Penonton seperti diingatkan untuk menilik kembali niat dalam memperbaiki diri maupun berbuat kebaikan, sudahkah lurus, didasari rasa cinta, atau jangan-jangan bentuknya sudah obsesi.

Perasaan terluka yang tampak di mata Hayya saat mengenang orang tuanya semoga juga menjadi pengingat bagi kita untuk memberikan yang terbaik untuk anak-anak kita, jika memang telah dikaruniai oleh Allah SWT. Jangan sia-siakan kesempatan untuk mendampingi dan membekali mereka semaksimal mungkin, karena kita tidak tahu kapan kebersamaan kita akan usai. Jangan sampai kita berada di samping anak, tetapi keberadaan itu tidak berarti.

Writober Rumah Belajar Menulis Ibu Profesional Jakarta hari ketiga, tema “Mata”.

#Writober #RBMIPJakarta #IbuProfesionalJakarta