Bukan hanya Hexagonia alias para mahasiswi jenjang Bunda Produktif Institut Ibu Profesional (IIP, atau komunitasnya disebut dengan singkatan IP saja), masyarakat umum pun bisa ikutan menonton bahkan berinteraksi jika memungkinkan. Beberapa platform yang digunakan dan bisa disimak ulang di situ adalah:

Facebook fanpage:

https://m.facebook.com/Hexagon.City.World/

 

YouTube:

 

Instagram:

 

Kalau di Whatsapp atau Telegram, memang diinstruksikan untuk segera dihapus begitu selesai, sesuai ketentuan bahwa tidak diperbolehkan ada grup IP di luar yang sudah ditetapkan.

 

Jadwal selengkapnya bisa dilihat di https://sites.google.com/view/hexagoncityvc2021.

Ini dia sesi yang sudah saya simak sebagai bumblebee. Sesuai dengan definisi bumblebee di sini, saya menjadi penyimak yang berpindah-pindah di berbagai sesi dan platform.

 

16.00 Menulis Membuka Cakrawala, Mbak Azizah Juniarti (sesama warga Hexagonia Jakarta), via telegram

18.30 Lemari Rapi dengan KonMari, Mbak Ismi Nur Cahyani (sesama warga Hexagonia Jakarta), via Whatsapp

17.00 Yuk, Sempurnakan Wudhunya dan kisah Sahabat Bilal bin Rabbah, oleh Mbak Inggil “Win” Windiarti. Via Zoom, dan karena ini kajian anak jadinya Fathia yang menyimak.

 

–

 

09.00 Cara Asyik Mengajak Anak Belajar Bahasa Inggris, Mbak Nur “Fia” Afiah (teman segrup di Nyonya Pebe), via Zoom

 

09.00 (baru saya simak 10.00) Satu jam lebih dekat dengan anak koleris, Mbak Kartini (sesama warga Hexagonia Jakarta), via Whatsapp

11.30 Mindful Parenting dalam Mendampingi dan Mengobservasi Gaya Belajar Anak, Mbak Farida Hayu Pramuditya (sesama warga Hexagonia Jakarta)

https://www.instagram.com/tv/CLOIwKhppm1/

 

17.00 Self Care to Timbangan Care, Mbak Tias Septy Julian

https://www.instagram.com/tv/CLOsyvVJ96Q/

 

Libur, media IP yang saya akses bersama anak-anak adalah program virtual tour ke Kutub Utara dan Selatan bersama Kelana IP Efrimenia yang di luar institut, lebih ke perayaan milad IP.

 

09.00 (saya baru bisa menyimak malam) Mutasi Jelajah Nusantara, Mbak Widitra “Wita” Maulida (sesama warga CH3 Gerha Aksara)

 

10.30 (saya baru bisa menyimak malam) Mengajak dan membiasakan anak berbahasa Inggris, Mbak Rita Fithradewi (sesama warga Hexagonia Jakarta), instagram https://www.instagram.com/tv/CLTK78rpR0M/ 

 

10.30 (saya baru bisa menyimak malam) Menumbuhkan kelekatan saat long distance marriage, Mba Widya Anita (sesama warga Hexagonia Jakarta), via Whatsapp

 

17.00 Manajemen Waktu Ibu Rumah Tangga, Mbak Annisa Fauziah. Saya mengikuti lewat grup whatsapp non-IIP yang salah satu adminnya membagikan materi yang aslinya diberikan melalui Zoom.

 

09.30 (saya baru bisa menyimak 12.30)

Wawancara responden via telepon, Mbak Hamidah Rina Mantiri

 

11.30 Teknik Komunikasi Melalui Media Visual, Mbak Nur “Uli” Maulidah (sesama Hexagonia asal Jakarta) https://m.facebook.com/Hexagon.City.World/videos/1047611062390765/

 

Terkesan acak memang temanya, tetapi kebutuhan kita sebagai manusia pun beragam, bukan? Saya sendiri membatasi diri pada sejumlah kegiatan yang memang kebetulan terlihat jadwalnya oleh saya. Biasanya karena ketemu di grup Whatsapp. Terus terang belum mencermati banget jadwal keseluruhan. Paling-paling, saya scroll di medsos Hexagon City kalau sedang senggang untuk menyimak rekaman yang masih disimpan.

 

Sore ini saya berencana menyimak live Mbak Dwiagris Tiffania (sesama warga Hexagonia Jakarta), pukul 17.00 via Instagram tentang Melatih Kemandirian Anak dengan Bahagia, lalu mengikuti juga YouTube Mbak Dela Criesmayanti Fadhlullah (sesama warga Hexagonia Jakarta) tentang Tips Membacakan Buku ke Anak Yang Aktif malamnya (karena bareng dengan sesi Mbak Agris).

 

Besok, yang saya incar adalah sesi YouTube Mbak Helmiati “Emy” Sirajuddin (teman sesama Nyonya Pebe) tentang Pendidikan Seksualitas pada Anak pukul 09.00 (kemungkinan besar baru saya lihat malam setelah live rutin pekanan Founding Mothers/walikota Hexagon City), sesi whatsapp “Meningkatkan Kompetensi Emosi Anak dengan Read Aloud” bersama Mbak Saraswati pukul 09.00, dan sesi YouTube Mbak Dewi Andriyani (sesama warga Hexagonia Jakarta) tentang Deaf dan Bahasa Isyarat Indonesia pukul 18.30.

 

Hari ini, kami di Cohousing 3 Gerha Aksara Cluster Solutif mengobrolkan aktivitas sepekan yang akan dituangkan dalam jurnal. Beberapa teman mengungkapkan bahwa ketika menjadi penyimak, ternyata diperlukan keahlian juga. Jadi, bukan hanya speaker yang harus punya kemampuan diri dalam membawakan materi dan berbagi. Dalam mendengarkan pun, ada tips dan seninya. Soal membagi waktu misalnya, ada yang lebih suka duduk fokus menyimak menghadap layar, ada juga yang sambil mengerjakan pekerjaan rumah. Ada pula perkara mengosongkan gelas sebagai penuntut ilmu. Terkadang mungkin ketika menyimak ada godaan untuk berkomentar dalam hati semacam, “Ah, itu sih aku sudah tahu”, atau, “Wah, seharusnya penyajiannya akan lebih menarik seperti ini”. Inilah yang bisa menjadi kendala dalam masuknya ilmu baru.

 

Oh ya, selain mendiskusikan kegiatan Virtual Conference yang diikuti, kami juga saling memberikan dukungan bagi yang akan menjadi speaker. Selain mengusahakan sebisa mungkin mengikuti sesi teman se-CH secara langsung, juga berbagi materi yang mungkin diperlukan untuk memperkaya apa yang hendak dibagikan. Saya mencoba menyumbang dengan mengirimkan materi kulwaf (kuliah wakaf daring Masjid Salman ITB) Writing for Healing yang sempat saya ikuti, juga tulisan Pak Cahyadi Takariawan tentang menulis untuk melewati masa duka (yang kebetulan lewat di grup lain yang saya ikuti), khususnya untuk Mbak Michelle dan Mbak Hani yang materinya terkait dengan topik Writing for Healing.