Di Balik Layar Buku Ramadhan Seru

Ternyata, begini ya rasanya coret-coretan kita yang berantakan diwujudkan dalam bentuk gambar nan imut oleh ilustrator profesional :D.

Dalam penyusunan buku Ramadhan Seru bersama Hamzah dan Syifa, kami tim penulis yang terdiri atas para anggota grup Rumah Belajar Menulis Ibu Profesional Jakarta (RBM IP Jakarta) memang diminta untuk menyumbang kreasi berupa cerita mini dengan tokoh yang sudah ditentukan, ide aktivitas (termasuk resep dan pembuatan craft sederhana), maupun tulisan fakta menarik terkait Islam ataupun Ramadhan. Tulisan maupun ide yang sudah disusun kemudian akan diteruskan ke editor tim untuk review dari segi konten maupun ejaan dan ke penanggung jawab visual untuk diputuskan ilustrasi seperti apa yang akan dipakai.

Karena saya selain bantu-bantu jadi editor juga menyumbangkan cermin dan aktivitas, maka saya juga harus menyetor konsep ilustrasi. Kebetulan aktivitas bagian saya memang tergantung sekali pada gambar, yaitu menemukan perbedaan dan memilih ilustrasi kegiatan yang membatalkan puasa. Dari tiga konsep yang saya ajukan, dua di antaranya gol.

Dari dulu sebenarnya saya merasa tidak jago menggambar. Maka sebelum goresan di kertas itu saya kirim ke PJ visual, saya tunjukkan dulu ke kakak Fathia. Kalau dia paham, ya semoga pembaca nanti juga mengerti. Apalah daya, salah satu konsep saya dikritik olehnya. “Oh, itu mobil ya, Bund? Kirain kapal selam…,” celetuknya melihat sketsa mencocokkan bayangan yang saya gambar. Jadinya ya saya hapus, saya coba ganti dengan yang moga-moga lebih jelas. Walaupun yaa akhirnya konsep yang ini tertolak juga oleh tim :D.

“Kiran Bunda gambar kapal selam…”

Nah, untuk visual ini, sebisa mungkin memang dibuat detail sejak dari penulis atau konseptor aktivitas. Tujuannya, agar ilustrator yang nantinya menyelesaikan bahan tersebut juga bisa bekerja dengan lebih mudah. Penulis tentunya lebih tahu kan, apa yang hendak disampaikan dengan dukungan gambar.

PJ visual menolong dengan menjadi penengah sebelum keseluruhan bahan disetorkan ke ilustrator dalam bentuk brief, jadi sudah lebih rapi. Jangan sampai ilustrator pusing juga untuk menerjemahkan kemauan tim penulis, kalau masih terlalu mentah. Walhasil jadinya PJ visual yang ‘kerja keras’ tektokan dengan penulis. Terima kasih banyak untuk mba Anggit Dina Vyatra yang keren abis!

Kami memang menggunakan jasa penerbit yang bisa dibilang independen, jadi bukan dengan sistem kirim ke penerbit-menunggu kabar diterima atau ditolak. Namun tentu saja kami berupaya menghadirkan buku dengan kualitas terbaik.

Ejaan mau ikut PUEBI atau membuat semacam kesepakatan/selingkung saja mengingat banyak istilah serapan dari bahasa Arab? Wah, sampai kadang berhari-hari itu kami bahas. Cerita menggantung, tidak runut, atau ada yang tidak logis? Penulis wajib memperbaiki setelah menerima masukan dari tim editor.

Konten dicek dan ricek agar benar-benar valid, apalagi yang ada hubungannya dengan ajaran agama. Seperti kata Kapten Rumbel Menulis IP Jakarta, Mba Dwiagris Tiffania, “Penulis harus bisa mempertanggungjawabkan apa yang ia tulis.” Salah satu perubahan signifikan yang sempat menimbulkan perbincangan hangat adalah penggantian dadu yang ada di konsep awal.

Hingga akhirnya, hadirlah buku Ramadhan Seru bersama Hamzah dan Syifa sebelum mulai masuk bulan puasa. Senang dan bersyukur sekali ketika melihat video dummy yang dikirim dan coret-coretan yang saya buat waktu itu menjelma jadi gambar cantik, hehehe. Apalagi saat sudah pegang buku aslinya, wah, ma sya Allah….

One thought on “Di Balik Layar Buku Ramadhan Seru

  1. Pingback: Yuk, Ikutan Selamatkan Bumi dari Sampah! | Leila's Blog

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s