9 Pilihan Lomba Daring HUT RI, Tetap Seru, Kok!

Menjelang peringatan hari ulang tahun Republik Indonesia yang ke-75, sejumlah komentar berbeda lalu-lalang di grup-grup yang saya ikuti. Ada yang mengungkapkan kerinduan akan kemeriahan perayaan tujuhbelasan yang biasanya diisi dengan berbagai lomba dan keriaan. Ada juga yang justru melontarkan kegemasan pada perangkat lingkungan yang tetap bersikeras mengadakan acara pada masa seperti ini, bahkan menyebut warga yang tidak mau berpartisipasi sebagai tidak nasionalis.

Peringatan hari kemerdekaan dari tahun ke tahun memang selalu diiringi dengan berbagai kegiatan. Kesibukan umumnya dimulai dengan pemasangan bendera dan umbul-umbul di lingkungan rumah. Hal ini tentu mendatangkan rezeki pula bagi para penjual bendera dan pernak-perniknya. Kepanitiaan pun dibentuk untuk menyelenggarakan acara terkait seperti doa bersama, lomba-lomba, hingga panggung hiburan yang kadang sampai menutup jalan umum.

Tanggal 16 Agustus malam biasanya ada tradisi doa bersama. Kalau di kampung saya, istilahnya tirakatan. Ada yang menggelarnya di masjid, ada pula yang menggunakan rumah salah satu pengurus RT/RW atau warga yang bersedia seperti lazimnya di dekat rumah orang tua saya. Esok paginya, diadakanlah upacara di berbagai instansi, termasuk instansi pemerintahan dan instansi pendidikan.

Kalaupun tidak mengikuti upacara, menonton jalannya Upacara Detik-Detik Proklamasi di Istana Merdeka melalui televisi maupun layanan streaming menjadi ritual tahunan yang sayang jika ditinggalkan. Tampilan kompak dan rapi para Paskibraka dalam barisan menjadi sesi yang ditunggu-tunggu.

Pawai atau karnaval HUT RI juga biasanya menghadirkan tontonan yang menarik untuk disimak. Tadinya penasaran bagaimana suasana karnaval di lingkungan rumah baru sekarang, tetapi tentu saja ternyata tahun ini ditiadakan.

Tetap Khidmat di Tengah Suasana Berbeda

Tahun ini, semuanya berbeda. Pandemi Covid-19 membuat sejumlah pembatasan interaksi harus diberlakukan. Setiap orang punya pilihan yang berbeda-beda, memang. Sebagian masyarakat mungkin menganggap gegap gempita perayaan tetap harus ada sebagai perwujudan semangat bangsa untuk bangkit. Sebagian lainnya mengambil jalan yang lebih aman, meniadakan seremoni dan acara yang membuat kerumunan orang, sekaligus sebagai sarana menunjukkan keprihatinan.

Bahkan Upacara 17 Agustus di istana pun menyesuaikan dengan protokol kesehatan. Jika biasanya ada ratusan orang yang menghadiri upacara tersebut, kini hanya ada 20 orang pasukan upacara dari TNI/Polri dan 14 orang di mimbar kehormatan. Pengibar bendera pusaka pun hanya tiga orang yang diambil dari cadangan Paskibraka tahun 2019.

Namun, juga ada inovasi yang dirancang agar makin banyak warga di mana pun berada yang bisa “mengikuti” upacara meski hanya lewat layar kaca. Sebanyak 17.845 undangan yang mendaftar melalui laman resmi Setneg dapat mengikuti upacara tersebut secara daring. Sayangnya saya melewatkan kesempatan pendaftaran tersebut. Toh, menyaksikan upacara melalui kanal resmi Setneg pun tidak kalah khidmatnya.

Baca juga: Tur Virtual Napak Tilas Perjuangan Kemerdekaan

Alternatif Lomba Daring 17-an

Bicara tentang inovasi, soal lomba pun masyarakat Indonesia tidak kalah kreatif. Sekolah anak-anak misalnya, tetap mengadakan lomba secara daring. Barangkali memang tidak seseru lomba menangkap belut, balap karung, atau panjat pinang yang selalu bikin heboh peserta, tetapi asyik juga, kok. Jika selama pembatasan ini anak-anak hanya bertatap muka dengan gurunya melalui gawai dalam rangka sesi belajar, dalam suasana lomba pastilah berbeda. Lebih santai, dan sekaligus jadi obat kangen juga.

Lomba Tujuh Belasan Tahun Lalu

Berikut ini beberapa lomba yang digelar oleh sekolah anak-anak. Sudah H+2 memang, tetapi siapa tahu ada yang masih ingin membuat acara dan lomba-lomba ini bisa menjadi inspirasi. Toh tahun-tahun lalu lomba tujuhbelasan juga menunggu sampai akhir pekan berikutnya agar semakin banyak masyarakat (yang mungkin bekerja) yang bisa ikutan, kan?

  1. Lomba Membaca Puisi

Fathia memilih ikut lomba puisi di antara lomba-lomba lain yang ditawarkan di grup kelas. Sekolahnya memberikan pilihan tema “Senyum Anak Jakarta” dan “Gembira di Rumah” untuk lomba ini. Belum berkesempatan untuk menang, memang, tetapi saya senang sekali bisa berkolaborasi dengan Fathia dalam menyusun puisinya. Fathia juga cukup sabar mengulang-ulang pengambilan gambar video yang ia rekam sendiri, untuk mendapatkan hasil penghayatan dan pelafalan yang lebih pas.

 

2. Lomba Menyanyi

Pastinya lagu yang diwajibkan untuk dibawakan oleh peserta adalah lagu-lagu bertema perjuangan dan kemerdekaan, ya. Tidak seperti lomba puisi yang dinilai lewat video yang dikirimkan, lomba menyanyi ini dihelat secara langsung dengan sarana Zoom. Sayangnya kegiatannya tidak terbuka untuk selain peserta dan juri, padahal seru kan ya kalau bisa menonton sambil menyemangati jagoan masing-masing. Namun, setelah pengumuman pemenang, kelas Fathia mengadakan “nobar” dengan menayangkan penampilan atau karya semua peserta dari kelasnya, termasuk lomba menyanyi ini.

Sekolah Fahira juga mengadakan lomba menyanyi untuk keluarga, walaupun sebenarnya lebih mengambil momen Tahun Baru Hijriyah dengan lagu wajib Bulan Hijriyah dari Nussa-Rarra. Kami juga belum merekam video untuk mengikutinya, semoga sempat deh sehabis ini.

3. Lomba Menggambar dan Mewarnai

Lomba ini merupakan yang banyak peminatnya, terbukti paling cepat habis jatahnya di kelas Fathia. Penyelenggaraannya juga secara langsung dan bersama-sama dengan aplikasi Zoom. Lomba mewarnai diperuntukkan bagi siswa kelas 1 s.d. 3, sedangkan lomba menggambar untuk kelas-kelas di atasnya.

4. Lomba Busana Pahlawan

Jika tahun-tahun kemarin sekolah Fathia biasa mengadakan pawai dan dua anak dari setiap kelas ditunjuk untuk tampil dengan pakaian menyerupai pahlawan nasional yang kemudian dilombakan, kali ini lombanya cukup lewat foto. Ada yang tampil gagah dengan jas seperti para founding fathers, ada pula yang anggun mengenakan pakaian adat khas daerah asal sejumlah pahlawan wanita.

5. Lomba Tutorial

Dengan kondisi masih di tengah pandemi, pedoman hidup sehat menjadi hal yang tetap penting untuk dikampanyekan. Anak-anak SD kini pun sudah akrab dengan yang namanya vlog, maka jadilah ada lomba vlog tutorial pencegahan penularan Covid-19.

6. Lomba Mendongeng

Bila untuk lomba puisi pesertanya diperbolehkan membaca teks, lain halnya dengan lomba dongeng. Teman-teman Fathia dengan ekspresif menyajikan dongeng tradisional maupun modern dengan gaya masing-masing.

7. Lomba Berbalas Pantun

Pantun jenaka selalu menjadi hiburan di grup whatsapp orang tua murid sejak dulu, apalagi sekarang di tengah tantangan mengelola jadwal belajar anak secara daring. Di kelas Fathia ada beberapa ibu yang memang jago merangkai kata untuk pantun, maka tak salah jika beliau-beliaulah yang ditunjuk mendampingi anaknya dalam lomba berbalas pantun. Terbukti pula gelar juara berhasil diraih.

8. Lomba Fun Cooking

Karena lombanya hanya bagi kelas tinggi, saya tidak mendapatkan banyak informasi mengenai lomba ini. Yang saya ketahui baru sebatas bahwa penilaian dilakukan terhadap video yang dikirimkan oleh peserta.

9. Lomba Menuangkan Beras

Yang satu ini lomba di sekolah Fahira yang baru saja diadakan tadi pagi. Sekilas konsepnya sederhana, “hanya” adu cepat menuang beras ke dalam botol plastik dalam jangka waktu lima menit. Akan tetapi, buat anak TK ini juga sudah seru sekali. Mekanismenya menggunakan Zoom, dengan tiap sesinya ada empat anak. Pemenangnya nanti akan dipertandingkan lagi sampai di tingkat sekolah. Melihat para pendukung yang terdiri atas ayah bunda dan kakak adik bahkan kakek nenek menyemangati peserta sungguh bikin terharu. Bahkan ada tim hore yang tampil maksimal dengan balon merah putih dan umbul-umbul segala.

Selain lomba-lomba di atas, berseliweran juga beragam lomba menulis ataupun vlog bertema kemerdekaan di linimasa media sosial saya. Di luar kegiatan lomba pun, sejumlah teman kreator konten membuat postingan yang bertema kemerdekaan. Termasuk bahasan tentang bagaimana membuat konten yang bermanfaat di media sosial sebagai bentuk tanggung jawab atas kemerdekaan berekspresi yang telah diperoleh.

Nah, kalau di tempat teman-teman, ada lomba apa?

Artikel ini diikutsertakan dalam minggu tema komunitas Indonesian Content Creator

24 thoughts on “9 Pilihan Lomba Daring HUT RI, Tetap Seru, Kok!

  1. Jadi banyak ide buat ngadain lomba-lomba baru ya mbak. Walaupun daring, tapi kemeriahannya tetep berasa 😀

  2. Ada satu lagi lomba yang bisa dilakukan, lomba bikin tumpeng hehehe. Tahun ini aku nggak lihat upacara streaming karena ikut lomba bareng tetangga-tetangga di komplek sini yang terbatas buat kita kita aja

  3. Pingback: Napak Tilas Virtual Sejarah Perjuangan Bangsa | Cerita-Cerita Leila

  4. Kangen banget suasana 17an. Biasanya banyak lomba di RT. Sekarang karena pandemi gak dibolehkan ngadain lomba. Untungnya banyak lomba daring

  5. Lomba berpuisi keknya akan selalu hidup tanpa mengenal wabah covid eheh
    Tetap saja, saya kangen sama lomba2 yang diselenggarakan di luar dan kontak fisik gitu kayak tarik tambang haha

  6. Di tempatku ngga ada perayaan apapun. Mengingat ada 3 orang di kompleks rumah yang sudah dinyatakan positif covid. Mudah-mudahan segera membaik negeri dan bumi ini

  7. Seru ya kak lomba-lombanya…Kalau di sini dibatalkan semua acara lomba karena nggak boleh kumpul-kumpul. Semoga tahun depan membaik ya 🙂

  8. Tahun ini memang spesial perayaan hari kemerdekaan nya.. semua serba digital. Di grup sebelah kemaren ngadain lomba2 hut RI pada umumnya kak cuma bedanya dilakukan melalui zoom.. tetep seru sih meskipun kurang ger gitu ya karna gak tatap muka langsung

  9. Aku juga ikutan loh lomba 17an secara daring. Emang beda banget sih euforianya. Tapi tetap seru juga. Walau kondisi pandemi bikin semuanya jadi ngga pasti, semoga semangat kemerdekaan tetap ada di hati kita ya

  10. Di daerah tempat tinggalku, kemarin malah ada pawai anak-anak keliling kompleks, sedih liatnya 😦 Aku cuma diem aja di rumah nggak berani keluar. Memang pandemi ini mengharuskan kita untuk beradaptasi terhadap segala sesuatu.

  11. Wih, lomba daring cocok banget buat situasi kek gini ya kak. Meskipun gak secara langsung, tapi kayaknya masih tetep seru buat diikuti.

  12. Waahh jadi inget lomba di kantor tahun ini. Lombanya bukan buat 17an sih tapi buat HUT kantor hehe. Awalnya mau lomba vocal group live via Zoom, tapi ga jadi karena takut fail kalo putus-putus koneksinya. Akhirnya malah shooting ala video clip buat jadi bahan lomba:))

  13. justru karena lomba virtual aku jadi ikutan lomba 17-an tahun ini. Biasanya cuma nemenin anak lomba di RW. Meski virtual tetep seru lhooo

  14. walau lombanya daring tapi pasti seru banget ya ini, tim horenya juga ikut deg degan saat lomba, apalagi yang lomba secara langsung seperti mewarnai itu ya, lomba menuang beras juga itu seru pasti 🙂

  15. Iya nih mba, banyak lomba bertebaran yaa selagi momen kemerdekaan di masa pandemi gini, jangan jadi sedih walopun gak bisa seseruan lomba 17 Agustusan kaya tahun-tahun sebelumnya

  16. Lomba memasukkan beras ke dalam botol pasti seru..apalagi anak TK pesertanya. Terbayang dukungan ayah ibu kakak adik kakek nenek paman dan tante semuanya jadi tim hore. Hehehe…

  17. Didaerah rumah aku tidak menyelenggarakan lomba secara spesifik sih, hanya saja ibu ibu disini rutin mengadakan senam dan kami mengadakan senam bersama saat HUT RI namun tetap menjaga protokol kesehatan dong.. nah disitu kita apresiasi perserta yang paling rajin datang dan gerakan senam terbaik hehe

  18. kemarin waktu 17-an itu ikut lomba kemerdekaan virtual bareng Bloggercrony, ada lomba cerdas cermat pakai Kahoot teh, seru banget. Ini jug seru tuh yg lomba menuangkan beras

Leave a reply to cicidesri (@cicidesri) Cancel reply