Penulisan insya Allah yang tepat…benarkah?

Hingga sekarang masih sering beredar gambar yang menyatakan bahwa Dr. Zakir Naik mengoreksi penulisan insya Allah. Seharusnya in shaa Allah, demikian disebutkan dalam gambar itu. Benarkah?

11037468_10203062489482772_9070729239158713232_n.jpg

15135824_10205784731737127_1824157765269986179_n.jpg

Saya termasuk yang membenahi cara penulisan saya begitu beredar informasi tersebut. Lupa sih, waktu itu informasinya bawa-bawa nama Dr. Zakir Naik atau tidak. Belakangan, saya membaca ada yang mengklarifikasi bahwa Dr. Zakir Naik tidak pernah mengeluarkan pernyataan seperti itu. Disertakan pula keterangan singkat bahwa sebetulnya tidak ada masalah karena ini soal transliterasi masing-masing negara saja. Penjelasan selengkapnya sendiri bisa dibaca di bawah, saya kutip dari konsultasisyariah.com.

Pada prinsipnya, tidak ada masalah serius dengan cara penulisan kalimat ini. Karena kalimat insyaa Allah berasal dari bahasa arab. Ketika sering digunakan oleh masyarakat tanpa diterjemahkan, kalimat ini menjadi bagian dari bahasa kita. Mengingat huruf bahasa Indonesia dan huruf bahasa arab berbeda, kita perlu melakukan transliterasi untuk menuliskan kata ini dengan huruf latin.

Yang menjadi kendala adalah tidak semua huruf arab terwakili trans-literasinya dalam bahasa lain. Sehingga trans-literasi yang ada, sifatnya hanya pendekatan. Yang penting, cara pengucapannya benar.

Huruf syin [ش] sebagian menulisnya dengan ‘sy’ dan sebagian menulisnya dengan ‘sh’. Selama pengucapannya benar, kita sepakat, tidak jadi masalah.

Kesalahan Penulisan InsyaaAllah Menurut Zakir Naik

Terlepas dari keabsahan quote ini, apakah benar itu perkataan Zakir Naik ataukah hanya hoax, sebenarnya keterangan ini terkait dengan penulisan kalimat ini dalam bahasa arab.

Ada dua kata, pengucapannya hampir sama, tapi tulisanya beda,

Pertama, kata [إِنْشَاء], insyaa, disambung.

Kata ini merupakan bentuk masdar (dasar) dari kata Ansya-a – Yunsyi-u [arab: أَنْشَأَ – يُنْشِئُ]. Yang artinya menjadikan, melakukan, atau menciptakan.

Allah menceritakan penciptaan bidadari dalam al-Quran,

إِنَّا أَنْشَأْنَاهُنَّ إِنْشَاءً

“Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) secara langsung.” (QS. al-Waqiah: 35).

Pada ayat di atas, Allah mengungkapkan dengan kalimat, Ansya’naa hunna insyaa-a. artinya, Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) secara langsung.

Karena bidadari itu Allah ciptakan dengan proses yang tidak seperti penciptaan manusia ketika di dunia. penciptaan yang sempurna, yang tidak akan binasa. (Tafsir as-Sa’di, hlm. 833).

Sehingga, ketika kita menulis, [إِنْشَاء اللهِ ] maka bisa berarti menciptakan Allah atau ciptaan Allah. Padahal  makna ini tidak kita inginkan. Penulisan inilah yang disalahkan Zakir Naik dalam quote itu.

Kedua, kata [إِنْ شَاءَ ] in syaa-a dipisah.

Kata ini sebenarnya terdiri dari dua kata,

  1. Kata [إِنْ], artinya jika. Dalam bahasa arab disebut harfu syartin jazim (huruf syarat yang menyebabkan kata kerja syarat menjadi jazm)
  2. Kata [شَاءَ], artinya menghendaki. Dia fiil madhi (kata kerja bentuk lampau), sebagai fiil syarat (kata kerja syarat) yang berkedudukan majzum.

Bagaimana Transliterasi yang Benar?

Mengenai bagaimana standar baku trans-literasi, ini kembali kepada aturan bahasa penerima. Jika kita hendak menuliskan kalimat [إِنْ شَاءَ اللَّهُ] dalam bahasa latin Indonesia, berarti kita perlu merujuk bagaimana standar trans-literasi dalam bahasa kita. Sebaliknya, ketika kita hendak menulisnya dalam bahasa inggris, standar trans-literasiya harus mengikuti bahasa mereka.

Di sinilah, sebenarnya tidak ada standar yang berlaku secara internasional. Untuk itu pada prinsipnya adalah bagaimana masyarakat bisa memahami dan mengucapkannya dengan benar.

Tulisan arabnya

[إِنْ شَاءَ اللَّهُ],

Anda bisa menuliskan latinnya dengan insyaaAllah atau insyaa Allah atau inshaaAllah atau inshaa Allah atau insyaallah. Tidak ada yang baku di sini, karena ini semua transliterasi. Yang penting anda bisa mengucapkannya dengan benar, sesuai teks arabnya.

Allahu a’lam.

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,

Dalam bahasa arab, kata “insyaa Allah” ditulis dengan

إِنْ شَاءَ اللَّهُ

Yang artinya, ‘jika Allah menghendaki’

Ada 3 kata dalam kalimat ini,

a. Kata [إِنْ], artinya jika. Dalam bahasa arab disebut harfu syartin jazim (huruf syarat yang menyebabkan kata kerja syarat menjadi jazm)

b. Kata [شَاءَ], artinya menghendaki. Dia fiil madhi (kata kerja bentuk lampau), sebagai fiil syarat (kata kerja syarat) yang berkedudukan majzum.

c. Kata [اللَّهُ], sebagai subjek dari fiil syart.

Memahami susunan di atas, berarti kalimat [إِنْ شَاءَ اللَّهُ] adalah kalimat syarat, yang di sana membutuhkan jawab syarat. Namun di sana, jawab syaratnya tidak disebutkan, karena disesuaikan dengan konteks kalimat.

Sebagai contoh, jika konteks pembicaraan anda adalah berangkat ke kota Jogja, maka kalimat lengkapnya adalah: ’jika Allah menghendaki maka saya akan berangkat ke jogja.’

Kalimat ’maka saya akan berangkat ke jogja’ merupakan jawab syarat tersebut.

Bagaimana Cara Penulisan yang Benar?

Kalimat insyaa Allah berasal dari bahasa arab. Dan karena sering digunakan oleh masyarakat tanpa diterjemahkan, kalimat ini menjadi bagian dari bahasa kita. Mengingat huruf bahasa Indonesia dan huruf bahasa arab berbeda, masyarakat akan sangat kerepotan jika harus menuliskan kalimat ini dengan teks arabnya. Sehingga kita perlu melakukan transliterasi untuk menuliskan kata ini dengan huruf latin.

Karena itu, sebenarnya mengenai bagaimana transliterasi tulisan [إِنْ شَاءَ اللَّهُ] yang tepat, ini kembali kepada aturan baku masalah infiltrasi kata dan bahasa.

Bagi sebagian orang, baku itu bukan suatu keharusan. Yang penting masyarakat bisa memahami. Misalnya kata ‘Allah’, yang benar ditulis Allah, Alloh, ALLAH, atau bagaimana. Bagi sebagian orang, ini kembali kepada selera penulisnya.

Sebagai catatan, transliterasi kalimat bahasa asing, dibuat untuk membantu pengucapan kalimat asing itu dengan benar. Anda bisa bandingkan, transliterasi teks arab untuk masyarakat berbahasa inggris dengan transliterasi teks arab untuk orang Indonesia. Karena semacam ini disesuaikan dengan fungsinya, yaitu untuk membantu pengucapan kalimat arab tersebut dengan benar.

Dengan demikian, sebenarnya transliterasi tidak bisa dijadikan acuan benar dan salahnya tulisan. Karena tidak ada aturan yang disepakati di sana. Semua kembali kepada selera penulis. Yang lebih penting adalah bagaimana cara pengucapannya yang tepat, sehingga tidak mengubah makna.

Tulisan arabnya

[إِنْ شَاءَ اللَّهُ],

Anda bisa menuliskan latinnya dengan insyaaAllah atau insyaa Allah atau inshaaAllah atau inshaa Allah atau insyaallah. Tidak ada yang baku di sini, karena ini semua transliterasi. Yang penting anda bisa mengucapkannya dengan benar, sesuai teks arabnya.

Karena itu, sejatinya tidak ada yang perlu dipermasalahkan dalam penulisan transliterasi semacam ini. Selama cara pengucapan dan makna yang dimaksud sama.

Allahu a’lam..

Dijawab oleh ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)

Tambahan referensi dari Ustadz Felix Siauw: http://felixsiauw.com/home/insya-allah-atau-in-shaa-allah/

One thought on “Penulisan insya Allah yang tepat…benarkah?

  1. Wah bisa berguna banget nih, buat orang² yang islam. Tapi kakak bisa ngasih tau penulisan Arab apa gitu kak? Biar tau gitu gimana cara penulisan arab yang bener😊😊😊 kadang² yang lain ya kak😚😚🙏🏻🙏🏻.. Bye bye kak👋🏻👋🏻👋🏻👋🏻

Leave a comment