Awal masuk TK, Fathia malah batuk. Lumayan juga, dari yang tadinya sudah mendingan waktu mudik sepertinya ketularan lagi begitu kamu kembali. Karena sampai demam beberapa kali, jadinya Fathia harus nggak masuk sekolah selama tiga hari dalam dua minggu pertamanya bersekolah.
Dalam masa itu terus terang saya deg-degan ketika memantau hitung napasnya (selain juga asupan cairan). Soalnya sesak nafas merupakan salah satu tanda kegawatdaruratan, kan? Khawatir kalau ternyata pneumonia. Berikut dari Ayahbunda:
Sesak napas karena pneumonia beda dengan asma. Pada pneumonia, kesulitan napas terjadi pada saat anak menarik napas. Sedangkan pada asma, kesulitannya saat mengeluarkan napas, bahkan terkadang bunyi ngik-ngik atau mengi.
Pedoman Perhitungan Frekuensi Napas (WHO)
Usia anak Napas Normal Napas Cepat
0–2 bulan 30–50 per menit > 60 per menit
2-12 bulan 25-40 per menit > 50 per menit
1-5 tahun 20-30 per menit > 40 per menit
Saya tetap kontak-kontakan sama dokternya, tentu. Dan buka-buka juga arsip milis sehat. Sekalian dikopi kemari biar gampang. Alhamdulillah sih, sudah berlalu. Tinggal PR balikin bb-nya yang sempat menyusut, huhuhu.
Dari arsip milis sehat bulan September 2013:
Dear Mba,
Coba diperhatikan apakah napas cepat saja (yang umum terjadi kalau sedang demam) atau sesak napas? Coba pelajari ini:Definisi sesak napas:
– tarikan otot-otot perut (sampe kalau napas tuh perutnya keliatan kembang kempis gitu)
– tarikan otot-otot dada (sama juga kalau napas dadanya keliatan kembang kempis…bahasanya saya sampe keliatan “nekuk” ke dalam, mudah-mudahan bisa dibayangkan)
– tarikan otot-otot leher
– cuping hidung kembang-kempisSemakin ke atas semakin “parah” sesak napas ya (maksudnya kalau sudah sampe cuping hidungnya yang kembang kempis berarti sesak nafasnya bisa dikategorikan “parah”).
Video Breathing Problems & Respiratory Distress
Breathing difficulties:
1. http://www.youtube.com/watch?v=GUkh1EGXvaE
Retraksi dada; lekuk leher tertarik ke dalam kala menarik nafas; mengi terdengar jelas.2. http://www.youtube.com/watch?v=ZpGK8auKh0U&feature=related
Retraksi dada; lekuk leher tertarik ke dalam kala menarik nafas; kemungkinan ada mengi (nggak terdengar di videonya)3. http://www.youtube.com/watch?v=U-RfbrnMJZE&feature=related
Retraksi dada; lekuk leher tertarik ke dalam kala menarik nafas; kemungkinan ada mengi (nggak kedengeran di video-nya)Respiratory distress (derajatnya sudah lebih berat daripada breathing difficulties dalam ketiga video di atas):
4. http://www.youtube.com/watch?v=pF_1wu4Q7wk
Retraksi dada; lekuk leher tertarik ke dalam kala menarik nafas; mengi
masih terdengar (ada juga suara lendir di tenggorokan).5. http://www.youtube.com/watch?v=sJLHiTaXrtc
Retraksi dada; lekuk leher tertarik ke dalam kala menarik nafas;
kemungkinan mengi sudah tidak ada (pada sesak napas berat atau repiratory
distress, mengi malah sudah tidak ada lagi –lihat pocket guide GINA https://ginasthma.org/pocket-guide-for-asthma-management-and-prevention/).Anak sendiri apa lemas, tidak mau beraktivitas, makan minum sam sek? Berapa kali pipis dalam sehari?
Bila Mba yakin sesak napas juga anak tidak mau makan minum dan menunjukkan tanda dehidrasi ya segera ke dokter.
Mengenai pemberian paracetamol, pertimbangkan risk vs benefit Mba. Bisa dicoba dulu metoda membuat nyaman yang lain yang trik-triknya sudah buanyak banget di-share.
HTH
Your BFF-Breastfeeding Friend, F.B.Monika, @f_monika_b
La Leche League (LLL) Leader of Roc, South NY,US
purnamawati.spak@…Sun, 05:44 PMSesak (dyspnea) atau napas cepat (tachypnea)?
Saat demam, napas pasti cepat.
Kalau sesak, kan bukan sekedar frekuensi.
Kedua, saat menghitung frekuensi napas, apakah anak sdg tidur? Ukur frek napas harus saat anak tidur.Apakah mungkin lebih dari sekedar common cold?
Waktu ke IGD, diagnosisnya apa? Kok dinebul NaCl?
Bukan pneumonia dong ya
Bukan juga bronkiolitisCoba assessment nya diperbaiki
Wati
-patient’s safety first-
Yang ini email dr. Anto, Sp.A. Juli 2016
Pneumonia adalah diagnosis klinis, terdapat sesak napas yang ditandai dengan upaya peningkatan volume paru, gejala berupa retraksi atau cekungan dan peningkatan frekuensi napas.
Derajat pneumonia bisa ringan, sedang atau berat. Pada pneumonia terdapat peningkatan upaya pemenuhan kebutuhan oksigen dengan parameter obyektif saturasi oksigen. Bila kadar saturasi oksigen <92% maka perlu terapi oksigen atau bila saturasi >92% tetapi terdapat peningkatan upaya napas (frekuensi meningkat dan dada cekung) maka juga diperlukan oksigen.Bagaimana penyebabnya?
Pneumonia bisa disebabkan virus atau bakteri bahkan jamur. Yang paling sering tentu virus atau bakteri. Bila gejal awal terdapat common cold maka mengarahkan kepada virus. Namun perlu dilakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan, kenapa? karena tingkat kesakitan dan kematian pneumonia tinggi apalagi pada kelompok risiko tinggi (neonatus, bayi, gizi buruk, asma kronik, pemakaian steroid lama, penyakit jantung bawaan, gangguan sistem imunitas atau lansia)Dari laboratorium dinilai adalah leukosit: secara umum 3-36 bulan, bila leukosit >15.000 maka mengarahkan kepada infeksi bakteri. Dilihat hitung jenis leukosit, bila peningkatan pada batang atau segmen maka mengarah kepada bakteri, sementara bila limfosit yang meningkat maka mengarah kepada virus.
Sementara pemeriksaan rontgen thoraks akan membantu: bila infiltrat (gambaran putih tampak pada satu lobus (bagian) paru maka mengarahkan kepada bakteri.
CRP merupakan protein reaktif akut yang meningkat pada proses peradangan, Peradangan dapat disebabkan oleh bakteri atau virus atau luka jaringan, jadi CRP membantu diagnosis, bukan standar emas. Standar emas adalah bilasan bronkus, tetapi ini tidak dilakukan rutin karena tingkat kesulitan dan manfaat dan risikonya.
Bila terdapat keraguan antara virus dan bakteri?
Bila terdapat fasilitas lengkap dan dapat diperiksa lengkap, secara umum bila didahului infeksi virus, tidak terdapat peningkatan leukosit, atau peningkatan pada limfosit saja, gambaran rontgen mendukung virus maka dapat diterapi sebagai pneumonia karena virus dengan pemantauan, dalam 48 jam bagaimana respons klinis, bila perburukan maka dilakukan evaluasi ulang.Bila terdapat peningkatan leukosit, segmen atau batang, rontgen thoraks sesuai dengan bakteri maka diterapi antibiotik, dan pemantauan sama 48-72 jam harus memberikan respons perbaikan, bila tidak membaik maka perlu evaluasi ulang.
Kortikosteroid setahu saya tidak termasuk dalam tata laksana pneumonia (bisa cek di pneumonia guideline British Thoracic Society, atau IDSA)
semoga bisa membantu dan lekas sembuh.salam,
-anto- (dr. Yulianto milis sehat)
Ada juga infografisnya lhoo…sila mampir ke blog Icha ini.
Catatan tambahan terkait salah satu obat batuk yang biasa digunakan (ambroxol): http://www.idionline.org/wp-content/uploads/2016/04/SURAT-KE-IDI-DAN-DDL-B-POM.pdf