Tantangan terakhir Writober tahun ini kembali bikin geleng-geleng kepala. Jika “jenggala” setidaknya membangkitkan memori akan pelajaran sejarah dan legenda yang pernah dibaca, kata “derana” sama sekali belum pernah saya baca. Tentunya rujukan pertama saya adalah KBBI. Di situ tertera bahwa derana adalah kata sifat yang berarti tahan dan tabah menderita sesuatu (tidak lekas patah hati, putus asa, dan sebagainya).
Ada tanda “ark” di situ, jadi kata ini memang dianggap arkais atau kuno, alias tidak lazim dipakai lagi. Mungkin maknanya mirip dengan kata resilien yang diterjemahkan dari kata dalam bahasa Inggris resilient, ya. “Resilien” sendiri sampai kini belum masuk juga dalam KBBI meskipun lumayan sering saya baca di sana-sini, terlebih ketika sudah membahas ketangguhan dalam menghadapi dampak pandemi. Jadi, saya malah lebih familiar dengan resilien daripada derana. Namun, saat mencoba mencari inspirasi soal kata derana, saya menemukan bahwa ternyata cukup banyak novel yang menggunakan kata derana sebagai judul.