[Skincare Review] Votre Peau Vitamin C Serum dan Retinol Barrier Cream

Saya pertama kali membaca soal brand Votre Peau ini awal tahun 2017, lewat artikel di FD yang memuat wawancara dengan dr. Kevin Maharis. Dokter Kevin adalah seorang aesthetic physician yang memiliki klinik kecantikan yang hits di ibukota. Dalam artikel tersebut, dr. Kevin menceritakan bahwa ia sangat mengandalkan manfaat vitamin C untuk kesehatan kulit, termasuk untuk diberikan kepada para pasiennya. Setelah beberapa waktu menggunakan produk impor, kemudian dr. Ricky Maharis, adik dr. Kevin, memiliki ide untuk memformulasikan sendiri produk perawatan kulit berbahan dasar vitamin C.

Produk vitamin C dalam bentuk serum inilah yang lalu menjadi awal dari brand Votre Peau, yang namanya diambil dari frasa dalam bahasa Perancis dengan arti “your skin“. Sejak membaca artikel tersebut, kalimat dr. Kevin yang sangat percaya akan manfaat vitamin C rasanya menempel terus di pikiran saya. Penasaran ingin mencoba, karena sepertinya menggiurkan sekali untuk bikin kulit jadi glowing secara sehat. Namun, saya baru kesampaian membeli produknya awal tahun ini. Yah, hitung-hitung mempermudah menandai waktu awal pemakaian untuk memantau hasilnya, ya, jadi sekalian mulai dipakai pada permulaan tahun.

Continue reading

Writober 9: Pilih Eksfoliasi dengan Scrub, Perhatikan Titik Keamanannya

Beberapa waktu yang lalu, sambil memesan beberapa botol vitamin untuk stok selama isolasi mandiri, saya melihat ada face scrub St. Ives yang dijual di toko yang sama. Berhubung sering membaca ulasan positif soal produk dari merek ini, saya pun tergoda untuk memesan. Pilihan saya jatuh pada varian Coconut & Coffee. Kalau dipikir, mirip bajigur ya, kopi dikombinasikan dengan santan, hehe.

Pada dasarnya kita memang disarankan untuk memakai eksfoliator agar kulit kita lebih bersih dan tidak kusam. Kulit yang bersih akan lebih “siap” untuk menerima nutrisi dari rangkaian skincare tahap berikutnya, dan ketika memakai make up pun lebih “nempel”.

Eksfoliator ini ada yang sifatnya kimiawi (chemical) maupun fisik. Eksfolian kimiawi biasanya memakai kandungan enzim ataupun acid tertentu (AHA, BHA) untuk membantu pengelupasan kulit. Scrub termasuk eksfoliator jenis fisik, karena titik-titik butiran di dalamnyalah yang bertugas mengangkat sel kulit mati. Selain itu, scrub juga membantu memperlancar aliran dan sirkulasi darah.

Klaimnya, St. Ives Energizing Coconut & Coffee Face Scrub dibuat dengan eksfolian yang 100% alami. Beberapa waktu yang lalu sempat ada bahasan hangat soal pemakaian microbeads alias “manik-manik superkecil” dari plastik pada skincare. Bahannya bisa plastik jenis polypropylene (PP) atau polyethylene (PE). Microbeads plastik ini biasanya dipakai pada produk scrub atau pasta gigi, dengan tujuan membantu menggosok atau mengikis kotoran dan sel kulit mati. Jika sudah selesai dipakai lalu terbuang sampai ke sungai dan lautan, microbeads dapat termakan oleh hewan laut. Kasihan, kan? Amerika Serikat pada tahun 2016 sudah melarang pemakaian microbeads  ini pada produk kecantikan dan toiletries (peraturannya efektif berlaku per Juli 2017). Coba cek deh, apakah skincare kita memakai microbeads?

Continue reading

Writober 4: Perlukah Pakai Tabir Surya Pagi Hari Meski di Rumah Saja?

Seperti sudah sempat saya ceritakan di tulisan sebelumnya, dengan adanya kesempatan untuk lebih banyak berada di rumah saja artinya kita juga bisa lebih leluasa mengaplikasikan produk perawatan kulit. Tanpa keharusan untuk melapisi lagi dengan produk dekoratif (saya pakai bedak hanya kalau mau ada zoom meeting, itu juga seringnya lupa hahaha), rasanya lebih ringan saja di wajah ketika kita hanya mengaplikasikan serum, pelembap, dan/atau toner.
 
Salah satu produk perawatan kulit yang jadi lebih rajin saya pakai meskipun (atau karena?) di rumah saja adalah sunscreen alias tabir surya. Makin ke sini memang makin terasa perlunya melindungi kulit. Apalagi kalau sedang bercermin, wah, “dosa-dosa” tampak semua. Maklum, faktor U.

Continue reading

Perawatan Rambut Rontok dan Ketombe? Percayakan pada Mylea

PSBB maupun pembatasan lainnya yang diterapkan oleh pemerintah beberapa bulan terakhir ini membuat aktivitas di luar rumah menjadi lebih terbatas. Demi mencegah penularan Covid-19, mulai dari kantor, pusat perbelanjaan, hingga sekolah di zona tertentu ditutup atau hanya boleh beroperasi secara terbatas untuk sementara waktu. Saya termasuk yang lebih banyak bekerja dari rumah akhir-akhir ini.

Lebih banyak berada di rumah artinya ada waktu dan tenaga yang dihemat, khususnya karena tidak perlu melakukan perjalanan ke kantor maupun mengantar-jemput anak-anak yang bersekolah. Akhir pekan atau hari libur pun dihabiskan di rumah saja, tanpa jalan-jalan seperti yang biasa dilakukan. Ada waktu yang bisa lebih dimanfaatkan untuk bermain dan mendampingi anak-anak. Juga tersedia waktu luang untuk menjalankan hobi ataupun berolah raga.

Continue reading

Meski Berhijab, Jangan Lupa Rambut Dirawat

“Generasi millennials cenderung lebih aktif dan terampil menggunakan teknologi. Sebagai efeknya, mereka juga lebih suka hal-hal yang dapat diselesaikan secara cepat, kadang jadinya mau serba-instan. Ini khususnya berlaku bagi generasi millennials atau generasi Y yang baru, menjelang pergantian generasi ke generasi berikutnya yaitu generasi Z.”

Itulah lebih kurang penjelasan yang saya dapatkan dalam beberapa kali pelatihan, baik di kantor maupun workshop blogger di luar kantor.

Terdapat sejumlah versi mengenai batasan usia seseorang digolongkan sebagai generasi millennials, tetapi umumnya generasi ini didefinisikan sebagai mereka yang lahir mulai tahun 1980-an hingga pertengahan dekade ’90-an. Artinya saya pun sebetulnya masuk dalam golongan generasi ini.

Aktivitas Meningkat, Semua Serba-Cepat (sumber: iStock)

Continue reading

Kosmetik Lokal, Seberapa Andal?

Seperti saya, mama juga bekerja kantoran sampai dua tahun yang lalu. Salah satu saran yang beliau sering ulangi kepada saya adalah, “Dandan dikit, gitu, lho.” Berhubung kantor mama memang menerapkan standar penampilan tertentu, jadi mama memang terbiasa berdandan sebelum bekerja. Karena kebiasaan itulah, beliau berharap saya setidaknya tak tampil polos-polos amat.

Masukan mama memang belum sepenuhnya saya terapkan untuk sehari-hari, hingga hari ini saya hanya memulas muka untuk acara khusus. Oleh karenanya, ‘peralatan lenong’ saya pun tak banyak. Dan di antara yang sedikit itu, koleksi saya tetap didominasi produk lokal.

Masa kecil saya dipenuhi dengan kenangan melihat mama memakai kosmetik dan produk perawatan kulit dalam negeri. Hanya beberapa item yang impor. Beberapa merk belakangan saya ketahui termasuk produk klasik yang popularitasnya tak lekang ditelan waktu, bahkan tanpa promosi besar-besaran.

Saya akui kesetiaan mama menggunakan produk kosmetik Indonesia merupakan salah satu penyebab saya pun mengambil pilihan yang sama. Lagipula, pembuat kosmetik dalam negeri saya asumsikan lebih tahu tipe-tipe kulit wanita Indonesia dan produk seperti apa yang sesuai, sehingga produknya lebih pas dipakai.

Kalau mau agak idealis, sih, bisa disebutkan bahwa membeli produk dalam negeri itu bisa membantu mengurangi jejak karbon sehingga lebih ramah lingkungan, juga menggerakkan perekonomian nasional tentunya. Pekerjaan saya setahun belakangan menuntut untuk mengamati tren pertumbuhan ekonomi, dan yang saya dapati adalah pertumbuhan yang baik di salah satu sektor bisa memberi efek baik ke hal lainnya, seperti memacu sektor transportasi maupun jasa dan membuka lapangan pekerjaan.

Continue reading

Redwin Sorbolene Moisturiser, Teman Asyik (Bukan Hanya) Saat Mudik

Kulit lembut adalah bagian penting dari penampilan seseorang. Keringnya lapisan pelindung luar tubuh kita akan membuat kita terlihat kusam dan kurang enak dipandang, kadang mengesankan keengganan si empunya merawat, juga bisa menimbulkan ketidaknyamanan saat bersentuhan. Itu pemahaman saya dulu jika saya ditanya mengenai menjaga kelembapan kulit.

Sekarang? Status sebagai orangtua membuat saya mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru. Kulit kering bukan cuma mengganggu penampilan, melainkan bisa sampai mengganggu kualitas hidup. Terdengar ekstrem, tapi begitulah adanya. Terlalu cepatnya cairan di permukaan kulit menguap bikin kulit mudah kehilangan kelembapannya. Akibatnya kulit bisa pecah-pecah dan rasa tidak nyaman yang diakibatkannya membuat sulit berkonsentrasi pada hal lain.

Putri pertama kami sempat menampakkan gejala kulit kering yang sensitif pada tahun pertamanya. Hanya di area tertentu dan tidak berkepanjangan, syukurnya. Tidak sampai membuat ia rewel karena gatal apalagi sulit tidur. Tapi apa yang ia alami menjadi pembuka wawasan baru saya, bawa pernyataan ‘selembut kulit bayi’ tidaklah selamanya tepat. Adakalanya makhluk mungil tersebut harus berada dalam kondisi tidak nyaman akibat tidak terhidrasinya kulit dengan baik.

Continue reading

Kepercayaan Diri, Awal Langkah Menuju Sukses

I will try…”

Sepotong kalimat itu sontak menghadang langkah saya untuk mendapatkan beasiswa. Kedua anggota tim seleksi yang mewawancarai saya, salah satunya kini menjadi anggota kabinet pemerintahan, berpandangan penuh arti setelah mendengar jawaban saya terkait perbedaan bidang studi yang telah dan akan saya ambil.

“Kami mencari kandidat yang yakin,” kata salah satu dari mereka. Jawaban saya ternyata tidak cukup tegas untuk membuktikan kelayakan saya menerima bantuan pendidikan dari pemerintah negara tetangga tersebut. E-mail pengumuman yang menyusul kemudian secara khusus menyebutkan saran bahwa saya harus lebih percaya diri dalam bersikap.

Ya, saat itu saya lupa akan satu hal. Bahwa kepercayaan diri adalah modal utama untuk meraih kesuksesan. Percaya diri di sini tentu dalam kadar yang tepat, ya. Bukan overconfidence maupun sebaliknya, minder. Dalam bingkai Ilahiah, melalui hadits qudsi, Allah juga sudah berfirman bahwa Ia sesuai persangkaan hamba-Nya. Jika kita berdoa pun, salah satu syaratnya adalah yakin doa diterima. Konteksnya lebih ke yakin akan kuasa Allah subhanahu wata’ala, sebenarnya. Namun, di sisi lain, hal tersebut sekaligus memotivasi kita selaku hamba-Nya untuk membuktikan diri pantas menerima apa yang kita minta. Baik melalui usaha yang spesifik sehubungan dengan doa kita, maupun tingkah laku sehari-hari.

Continue reading

Memanjakan Diri di Salon Haura Muslimah

“Yang ada sepedanya itu ya, Bunda?” dengan mata berbinar putri saya menyambut tawaran yang saya lontarkan. Rambutnya memang semakin panjang, dan menurut kami, dengan persetujuannya juga meski ia pernah melontarkan keinginan memanjangkan rambut (“biar seperti princess“), lebih baik di awal masa sekolahnya ini rambutnya dipotong pendek dulu.

Berhubung saya khawatir tidak cukup kompeten memotong rambutnya sendiri, salon menjadi pilihan saya. Dan hanya satu nama salon yang terlintas, yaitu Haura Salon Muslimah.

Continue reading